Jayapura, 27 September 2024, Masyarakat Papua mengharapkan agar program-program yang telah dilaksanakan selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, dapat berlanjut. Program-program pemerintah ini diharapkan dapat memandu generasi muda Papua menuju visi Indonesia Emas 2045. PAGARAS melakukan wawancara dengan Marani, seorang guru dan orang tua penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (AdiK), yang merasakan manfaat dari program beasiswa afirmasi yang diberikan kepada anaknya. Ia menyampaikan rasa syukur atas dukungan pemerintah yang memungkinkan putrinya untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
PAGARAS mendorong agar pemerintah meneruskan program beasiswa serupa dan berharap adanya pendampingan agar anak-anak Papua dapat bersaing di dunia kerja. Sebagai contoh, PAGARAS mencatat bahwa program Dana Indonesiana yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan dampak positif bagi komunitas kreatif dan kebudayaan di Jayapura.
Pada tahun 2023, total penerima Dana Indonesiana mencapai 209 individu/kelompok dari berbagai provinsi di Indonesia, dengan 5 proposal yang berhasil dari Kota Jayapura, salah satunya diterima oleh komunitas kreatif muda Papua, Indonesia Art Movement. PAGARAS mengamati bahwa dukungan tersebut memungkinkan perkembangan inisiatif di bidang seni dan budaya di Kota Jayapura, termasuk pelatihan seni, produksi karya, dan distribusi karya.
Lebih jauh, PAGARAS menyampaikan bahwa Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) dan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan di Kemendikbudristek telah memperluas cakupan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) 2024. Perluasan ini mencakup beasiswa bagi calon dosen program percepatan gelar S2 dan S3 di luar negeri. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) XIV menyatakan bahwa pada tahun 2024, jumlah mahasiswa Papua penerima beasiswa pendidikan tinggi meningkat menjadi 13.760 orang dibandingkan 11.500 orang pada tahun 2023.
Berdasarkan data LLDIKTI XIV hingga 2024, masih ada sekitar 45.000 mahasiswa Papua yang memerlukan dukungan langsung dari pemerintah daerah. Oleh karena itu, PAGARAS berharap pemerintah dapat mengalokasikan Dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk beasiswa pendidikan tinggi bagi mahasiswa Orang Asli Papua (OAP). Tercatat, pada tahun 2024, ada 500 siswa dari Papua yang menerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).
PAGARAS juga mencatat bahwa 100 siswa penerima beasiswa ADEM 2024 dari Papua akan melanjutkan pendidikan mereka di Provinsi Banten. PAGARAS berharap bahwa pengalaman belajar di tempat baru ini dapat membantu mereka beradaptasi dan membangun jaringan baru, serta mengembangkan kemampuan diri dalam bidang yang diminati.
PAGARAS menilai bahwa Program ADEM menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan akses pendidikan yang adil dan berkualitas bagi semua anak bangsa, tanpa memandang latar belakang geografis. Dengan adanya program ini, diharapkan muncul generasi muda yang lebih kuat, berpengetahuan luas, dan siap berkontribusi bagi pembangunan daerah mereka.
Namun, meskipun pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga memberikan beasiswa kepada siswa dan mahasiswa Papua, PAGARAS meminta pemerintah daerah untuk juga mengalokasikan anggaran guna mendukung mahasiswa Papua hingga menyelesaikan studi, termasuk memperhatikan kebutuhan tempat tinggal, makanan, dan transportasi mereka.
Memaknai Program Dukungan Pendidikan Dari Pemerintah
PAGARAS mendesak pemerintah untuk memperhatikan pemenuhan kebutuhan penerus generasi bangsa secara menyeluruh dan terintegrasi, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. PAGARAS meminta agar di akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembahasan mengenai pembangunan Papua dalam hal sumber daya manusia dan infrastruktur tidak hanya bersifat kebijakan yang “diturunkan” tetapi juga diimplementasikan secara nyata. PAGARAS berkeyakinan bahwa fokus utama terletak pada pembangunan manusia, yang merupakan tantangan bersama dan partisipasi masyarakat sangat berpengaruh.
PAGARAS juga mengingatkan pemerintah bahwa program pembangunan di Papua yang telah dirancang harus memberikan dampak signifikan dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur seperti PON Papua, Jembatan Youtefa, dan Pos Lintas Perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
PAGARAS mengajak komunitas masyarakat adat di Papua, akademisi, alumni, orangtua penerima beasiswa pemerintah, serta anak muda kreatif Papua untuk memahami program pemerintah dan menyadari bahwa masyarakat Papua perlu bergerak menuju globalisasi dengan berbagai tantangan yang ada, sebagai bagian dari realisasi pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat di tanah Papua.
Shalom, Tuhan Jaga
Herdy Ezra Wayoi
Ketua LSM PAGARAS
Papua Garis Keras
Download Press Release Here
English Version
Call from PAGARAS on the Continuation of Human Resource Development Programs in Papua
Jayapura, September 27, 2024
The people of Papua hope that the programs implemented during President Joko Widodo’s administration, particularly those related to human resource development, can continue. These government programs are expected to guide the young generation of Papua towards the vision of Indonesia Gold 2045. PAGARAS conducted an interview with Marani, a teacher and parent of a recipient of the Higher Education Affirmation Scholarship (AdiK), who has experienced the benefits of the affirmation scholarship provided to her child. She expressed gratitude for the government’s support that has enabled her daughter to pursue higher education.
PAGARAS encourages the government to continue similar scholarship programs and hopes for supportive measures to ensure that the children of Papua can compete in the job market. For instance, PAGARAS noted that the Dana Indonesiana program managed by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (Kemendikbudristek) has had a positive impact on the creative community and culture in Jayapura.
In 2023, the total recipients of Dana Indonesiana reached 209 individuals/groups from various provinces in Indonesia, with five successful proposals from the city of Jayapura, one of which was accepted by the young creative community of Papua, Indonesia Art Movement. PAGARAS observes that this support enables the development of initiatives in the arts and culture sector in Jayapura, including art training, production of works, and distribution of creations.
Furthermore, PAGARAS stated that the Higher Education Financing Center (BPPT) and the Education Financing Service Center within Kemendikbudristek have expanded the scope of the Indonesia Education Scholarship (BPI) for 2024. This expansion includes scholarships for prospective lecturers in the accelerated master’s and doctoral programs abroad. The Higher Education Service Institution (LLDIKTI) XIV reported that in 2024, the number of Papuan students receiving higher education scholarships increased to 13,760 from 11,500 in 2023.
According to LLDIKTI XIV data up to 2024, there are still about 45,000 Papuan students who require direct support from the local government. Therefore, PAGARAS hopes the government can allocate Special Autonomy Funds (Otsus) for higher education scholarships for Indigenous Papuan students (OAP). It is noted that in 2024, there are 500 students from Papua who received the Affirmation Scholarship for Secondary Education (ADEM).
PAGARAS also noted that 100 ADEM 2024 scholarship recipients from Papua will continue their education in Banten Province. PAGARAS hopes that the learning experience in this new location will help them adapt and build new networks and develop their skills in their areas of interest.
PAGARAS assesses that the ADEM Program demonstrates the government’s commitment to providing fair and quality access to education for all children of the nation, regardless of geographic background. With this program, it is hoped that a stronger, well-informed young generation will emerge, ready to contribute to the development of their regions.
However, despite the government providing scholarships to Papuan students through various ministries and agencies, PAGARAS urges local governments to also allocate budgets to support Papuan students until they complete their studies, paying attention to their needs for housing, food, and transportation.
Understanding the Educational Support Program from the Government
PAGARAS urges the government to pay attention to the comprehensive and integrated fulfillment of the needs of the nation’s future generations, both from the central and local governments. PAGARAS requests that by the end of President Joko Widodo’s administration, discussions regarding development in Papua concerning human resources and infrastructure should not merely consist of policies that are “handed down” but should also be implemented tangibly. PAGARAS believes that the main focus should be on human development, which is a shared challenge and where community participation is significantly influential.
PAGARAS also reminds the government that the development programs in Papua that have been designed must have a significant impact on the lives of the community, not limited to infrastructure development such as the Papua PON, Youtefa Bridge, and the Indonesia-Papua New Guinea Border Crossing Post.
PAGARAS invites the Indigenous community in Papua, academics, alumni, parents of government scholarship recipients, and young creative Papuans to understand the government programs and recognize that the people of Papua need to move towards globalization with the various challenges that exist, as part of the realization of development to enhance the welfare of all communities in the land of Papua.
Shalom, Godbless!
Herdy Ezra Wayoi
Head of PAGARAS NGO
Papuan Hardline