Rekomendasi PAGARAS tentang Optimalisasi Potensi Unggulan di Provinsi DOB Papua

Sorong, 14 Oktober 2027. PAGARAS sependapat dengan pernyataan Senator Papua Barat, Dr. Filep Wamafma ke media pada hari Kamis, 10/10/2024, lalu, yang menanggapi postur APBD Papua Barat yang terus mengalami defisit. Dalam pernyataannya, Senator Filep mengungkapkan pentingnya intervensi dari pemerintah pusat yang fokus pada pengembangan sektor-sektor unggulan di Papua Barat. Filep menekankan bahwa berdasarkan analisis ekonomi dan keuangan, terus berlanjutnya defisit anggaran akan memengaruhi kemampuan daerah dalam memberikan layanan publik, membangun infrastruktur, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PAGARAS melihat bahwa defisit anggaran ini perlu menjadi perhatian bersama. Defisit terjadi ketika Pendapatan Daerah tidak mencukupi untuk menutupi Belanja Daerah dalam satu tahun anggaran. Oleh karena itu, PAGARAS mendorong baik pemerintah pusat maupun daerah untuk mendiskusikan masalah ini, karena dampaknya sangat berpengaruh terhadap stabilitas fiskal, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat, seperti yang disampaikan oleh Filep kepada wartawan.

Senator Filep, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite III DPD RI, menegaskan bahwa defisit anggaran berpengaruh pada daya tarik daerah dalam menarik investasi. Dengan anggaran yang minim, kemampuan daerah untuk melaksanakan proyek-proyek strategis, seperti pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan publik, menjadi terhambat. PAGARAS menyimpulkan bahwa kondisi ini dapat menghalangi pertumbuhan sektor-sektor unggulan, seperti pariwisata, pertanian, dan perikanan, yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Oleh karena itu, PAGARAS menekankan pentingnya intervensi kebijakan oleh pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan keunggulan daerah, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat tanpa mengorbankan kualitas layanan penting seperti pendidikan, kesehatan, dan perkembangan sektor ekonomi kreatif.

PAGARAS juga mengamati bahwa Bumi Cenderawasih kaya akan potensi unggulan yang tersebar di berbagai kabupaten di provinsi DOB Papua. Salah satunya adalah kopi, yang termasuk produk unggulan. Pada tahun 2023, luas area perkebunan kopi di Papua tercatat mencapai 13.991 hektare dengan produksi mencapai 2.799 ton per tahun.

Ini menunjukkan bahwa kontribusi kopi Papua terhadap produksi nasional masih terbatas, dengan pangsa pasar hanya 1,09 persen untuk luas area dan 0,35 persen untuk total produksi. Hal ini menandakan adanya peluang besar untuk mengembangkan industri kopi di Papua, mengingat potensi yang ada. Kopi dari Papua, yang sebagian besar adalah varietas Arabica berkualitas tinggi, berasal dari daerah dataran tinggi seperti Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, Paniai, dan Lanny Jaya.

PAGARAS melihat kebutuhan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut. Salah satu tantangan utama adalah tingginya biaya transportasi antar daerah, yang menghambat distribusi produk unggulan. Akibatnya, banyak produk kopi dan hasil hortikultura hanya bisa dipasarkan di pasar lokal, sedangkan penjualan ke luar daerah sangat bergantung pada pedagang besar. Dengan situasi ini, PAGARAS meminta perhatian dan dukungan berupa subsidi dari pemerintah untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan produksi.

Selain kopi, potensi lain yang diidentifikasi adalah kewirausahaan. PAGARAS melihat peran Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Provinsi Papua Tengah sebagai mitra strategis dalam pengembangan kemampuan anak muda Papua dalam bidang peternakan, budidaya, penangkapan ikan, dan pertanian. PAGARAS juga mencatat bahwa pelaku UMKM di Papua Tengah menghadapi tantangan dalam akses pemasaran, infrastruktur, teknologi, dan peningkatan kapasitas usaha.

Untuk Kabupaten Mimika, PAGARAS menyoroti potensi unggulan selain kopi, yaitu gelembung ikan kakap, kepiting bakau, buah merah, dan motif ukiran Komoro. Terkait ukiran Komoro, PAGARAS mendorong pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk mendaftarkan Kekayaan Intelektual motif ukiran tersebut, yang telah dikenal di pasar lokal dan internasional sejak 1981.

Di Kabupaten Jayapura, PAGARAS mencatat dua sektor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Papua, yaitu pariwisata dan perikanan. Sektor pariwisata berpotensi memberikan keuntungan bagi berbagai entitas usaha, termasuk restoran, penginapan, dan layanan perjalanan. Sementara itu, sektor perikanan yang melimpah juga menunjukkan peluang besar. Dengan garis pantai sepanjang 1.170 mil dan luas perairan sekitar 45.510 km, nilai produksi perikanan tangkap di Papua pada tahun 2022 mencapai Rp 8,384 triliun dengan total produksi sebanyak 245,4 juta ton. Untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui sektor ini, PAGARAS mendorong pemerintah daerah untuk berkomunikasi dengan Bea Cukai guna memfasilitasi ekspor ikan dari Papua.

Rekomendasi Strategi
Berdasarkan analisis di atas, PAGARAS merekomendasikan agar pemerintah daerah provinsi DOB berkolaborasi dalam merumuskan strategi konkret dan langkah-langkah koordinatif untuk mengoptimalkan potensi unggulan di bidang pertanian, kehutanan, kelautan, dan perikanan. Pentingnya kolaborasi antara pemerintah DOB Papua juga harus dikaitkan dengan upaya ketahanan pangan yang kini menjadi prioritas dalam menghadapi tantangan global dan perubahan iklim.

PAGARAS mendorong pemerintah DOB Papua untuk menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan dan mandiri. Sektor pertanian, kehutanan, kelautan, dan perikanan memiliki peran strategis dalam menciptakan kemandirian pangan yang berdaya saing. Terakhir, PAGARAS mengajak semua pemangku kepentingan— pemerintah, petani, nelayan, akademisi, dan sektor swasta— untuk berkumpul dan menyusun strategi yang menghasilkan inovasi serta rencana aksi kolaboratif guna mengatasi kendala distribusi, kondisi pasar, dan kualitas produksi.

Shalom, Tuhan Jaga

Herdy Ezra Wayoi
Ketua LSM PAGARAS
Papua Garis Keras

Download the Press Release Here

English Version

Recommendations from PAGARAS on Optimizing Leading Potentials
in the Newly Autonomous Province of Papua
Sorong, October 27, 2024

PAGARAS agrees with the statement made by West Papua Senator Dr. Filep Wamafma to the media on Thursday, October 10, 2024, regarding the continuous budget deficit in West Papua’s regional budget (APBD). In his statement, Senator Filep emphasized the importance of intervention from the central government focused on developing leading sectors in West Papua. He stressed that, based on economic and financial analyses, the ongoing budget deficit would affect the region’s ability to provide public services, build infrastructure, and improve community welfare.

PAGARAS views the budget deficit as a matter of shared concern. A deficit occurs when regional revenues are insufficient to cover regional expenditures within a fiscal year. Therefore, PAGARAS urges both the central and regional governments to discuss this issue, as its impact significantly influences fiscal stability, economic growth, and community welfare, as pointed out by Filep to reporters.

Senator Filep, who also serves as the Chair of Committee III of the Regional Representative Council of the Republic of Indonesia (DPD RI), asserted that the budget deficit affects the region’s attractiveness in attracting investment. With a limited budget, the region’s ability to execute strategic projects, such as infrastructure development and improving public service quality, becomes hindered. PAGARAS concludes that this condition can obstruct the growth of leading sectors such as tourism, agriculture, and fisheries, which actually have great potential to enhance the Regional Original Income (PAD).

Therefore, PAGARAS emphasizes the importance of policy interventions by the central government to support the development of regional strengths, allowing economic growth to increase without sacrificing the quality of essential services such as education, health, and the development of the creative economy sector.

PAGARAS also observes that the Land of Cenderawasih is rich in leading potentials spread across various districts in the newly autonomous province of Papua. One of these is coffee, which is considered a leading product. In 2023, the area of coffee plantations in Papua was recorded at 13,991 hectares, with a production reaching 2,799 tons per year.

This indicates that Papua’s contribution to national coffee production is still limited, with a market share of only 1.09 percent in area and 0.35 percent in total production. This signals a significant opportunity to develop the coffee industry in Papua, given the existing potential. Papuan coffee, mostly high-quality Arabica varieties, comes from highland regions such as Jayawijaya, Yahukimo, Paniai, and Lanny Jaya.

PAGARAS sees a need for assistance to enhance the added value of these commodities. One of the main challenges is the high transportation costs between regions, which hinder the distribution of leading products. As a result, many coffee products and horticultural goods can only be marketed in local markets, while sales to outside regions heavily depend on large traders. In this situation, PAGARAS calls for attention and support in the form of subsidies from the government to maintain the quality and sustainability of production.

In addition to coffee, another identified potential is entrepreneurship. PAGARAS views the role of the Papua Youth Creative Hub (PYCH) in Central Papua Province as a strategic partner in developing the capabilities of young Papuans in livestock, aquaculture, fishing, and agriculture. PAGARAS also notes that MSME actors in Central Papua face challenges in market access, infrastructure, technology, and business capacity building.

For Mimika Regency, PAGARAS highlights leading potentials beyond coffee, including snapper fish bubbles, mangrove crabs, red fruit, and Komoro carving motifs. Regarding Komoro carvings, PAGARAS encourages the local government to collaborate with other government agencies, such as the National Research and Innovation Agency (BRIN), to register the Intellectual Property of these carving motifs, which have been recognized in local and international markets since 1981.

In Jayapura Regency, PAGARAS notes two sectors that can boost Papua’s economic growth: tourism and fisheries. The tourism sector has the potential to provide benefits for various business entities, including restaurants, accommodations, and travel services. Meanwhile, the abundant fisheries sector also shows significant opportunities. With a coastline of 1,170 miles and a water area of approximately 45,510 km, the value of fishery production in Papua reached IDR 8.384 trillion in 2022, with a total production of 245.4 million tons. To support local economic development through this sector, PAGARAS encourages the local government to communicate with Customs to facilitate fish exports from Papua.

Strategic Recommendations
Based on the analysis above, PAGARAS recommends that the regional government of the newly autonomous province collaborate to formulate concrete strategies and coordinated actions to optimize leading potentials in agriculture, forestry, maritime affairs, and fisheries. The importance of collaboration among the newly autonomous provincial governments of Papua should also be linked to food security efforts, which are now a priority in addressing global challenges and climate change.

PAGARAS urges the Papua newly autonomous government to create a sustainable and self-reliant food system. The agriculture, forestry, maritime, and fisheries sectors play a strategic role in establishing competitive food independence. Lastly, PAGARAS invites all stakeholders—governments, farmers, fishermen, academics, and the private sector—to come together and develop strategies that produce innovations and collaborative action plans to address distribution constraints, market conditions, and production quality.

Shalom, Godbless!

Herdy Ezra Wayoi
Head of PAGARAS NGO
Papuan Hardline

Check Also

Himbauan PAGARAS Untuk Mengantisipasi Gangguan Keamanan Pada Pilkada 2024 di Tanah Papua

Jayawijaya, 28 Nopember 2024. PAGARAS mengamati berbagai analisis dari pengamat politik dan keamanan yang meramalkan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *