Ekosistem hutan dianggap sebagai “Ibu” bagi banyak masyarakat adat di Papua, termasuk Suku Awyu. Bagi mereka, hutan bukan hanya tempat sumber mata pencaharian dan pangan, tetapi juga sebagai tempat mencari obat-obatan serta identitas sosial budaya yang memperkuat eksistensi mereka.

Suku Awyu, atau dikenal juga sebagai Awya, merupakan masyarakat adat yang mendiami daerah aliran Sungai Digoel di Pesisir Papua Selatan, wilayah administratif Kabupaten Mappi. Menurut sensus penduduk tahun 2017, populasi Suku Awyu mencapai sekitar 27.300 jiwa dan terbagi menjadi beberapa sub-suku, seperti Aghu, Nohon (Awyu Tengah), Pisa (Asue), Jair, dan Awyu Selatan.
Mata pencaharian utama Suku Awyu adalah sebagai pemburu dan peramu, dengan makanan utama mereka adalah sagu. Mereka juga mengandalkan hasil tangkapan ikan dan udang karena lingkungan tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan sungai atau rawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh Suku Awyu adalah Bahasa Awyu, yang memiliki beberapa dialek seperti Asue, Pisa, Pasue, Aghu, Yenimu, Siaxa, dan Aghu Jair.
Salah satu keunikan budaya Suku Awyu adalah tarian adat peperangan antarsuku yang dilakukan untuk menentukan anggota terkuat dalam suku tersebut. Tarian ini biasanya diiringi dengan lagu-lagu yang mengisahkan kesedihan hati seseorang yang selamat dari pertempuran. Hutan sering disebut dalam lirik lagu tersebut sebagai tempat mencari makan dan tempat tinggal bagi Suku Awyu.
Tradisi tarian perang ini masih diwariskan secara turun-temurun kepada generasi berikutnya melalui serangkaian ritual yang kental dengan nilai-nilai keberanian dan kekuatan. Suku Awyu tidak hanya menjaga hutan sebagai sumber kehidupan mereka, tetapi juga menjaga warisan budaya mereka dengan penuh kebanggaan dan kecintaan.
English Version
The Awyu Tribe, Guardians of the Forest with Rich Culture
The ecosystem of the forest is considered the “Mother” to many indigenous communities in Papua, including the Awyu Tribe. For them, the forest is not just a source of livelihood and food, but also a place to find medicinal plants and a cultural identity that strengthens their existence. The Awyu Tribe, also known as Awya, is an indigenous community residing in the Digoel River basin in South Coastal Papua, within the administrative region of Mappi Regency. According to the 2017 census, the population of the Awyu Tribe is around 27,300 individuals, divided into several sub-tribes such as Aghu, Nohon (Central Awyu), Pisa (Asue), Jair, and South Awyu.
The primary livelihood of the Awyu Tribe is hunting and gathering, with their main food being sago. They also rely on fishing and shrimp catching due to their close proximity to rivers or swamps. The everyday language spoken by the Awyu Tribe is the Awyu language, which has several dialects such as Asue, Pisa, Pasue, Aghu, Yenimu, Siaxa, and Aghu Jair.
One unique aspect of Awyu culture is the traditional war dance between tribes to determine the strongest member within the tribe. This dance is usually accompanied by songs that tell the tale of the sorrow of someone who survived the battle. The forest is often mentioned in the lyrics of these songs as a place to find food and shelter for the Awyu Tribe.
The tradition of the war dance is passed down through generations with a series of rituals that embody values of courage and strength. The Awyu Tribe not only protects the forest as their source of life but also preserves their cultural heritage with pride and love.