Peran Kreatifitas Anak Muda Papua Dalam Membangun Bisnis:Kemampuan Melihat Peluang

Jayapura, 15 Agustus 2024,
Papua, pulau terbesar kedua di dunia, memiliki luas daratan mencapai 785.753 kilometer persegi. Pulau ini terkenal dengan kekayaan alam, keindahan pemandangan, serta keragaman budaya yang unik. Papua terbagi antara dua negara: Indonesia dan Papua Nugini, di mana Indonesia menguasai sekitar 418.707 km² dari total luas pulau ini, sementara sisanya menjadi wilayah Papua Nugini.

Di Papua, terdapat tujuh wilayah adat yang kaya akan keragaman suku. Wilayah Mamta/Tabi memiliki 87 suku, Saireri terdiri dari 37 suku, Bomberai dengan 19 suku, Domberai yang memiliki 52 suku, Ha Anim dengan 2 suku, Meepago dengan 11 suku, dan Lapago yang dihuni oleh 19 suku.

PAGARAS mencatat bahwa sejak diberlakukannya otonomi khusus oleh emerintah pusat untuk memberikan wewenang dalam pengelolaan kepentingan masyarakat, terutama bagi orang asli Papua (OAP), daerah ini telah mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satu indikatornya adalah peningkatan kreativitas generasi muda Papua dalam bidang sains, seni, dan olahraga dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran Papua Youth Creative Hub (PYCH) pada tahun 2023 di Abepura, yang terletak sekitar 11 kilometer dari pusat Kota Jayapura, semakin memperkuat perkembangan ini.

Latar Belakang Pembangunan Papua Youth Creative Hub
PYCH (Papua Youth Creative Hub) dibangun setelah Presiden Joko Widodo bertemu dengan 23 tokoh muda inspiratif dari Papua di Istana Negara, Jakarta, pada bulan September 2019. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk mendukung pengembangan kreativitas di kalangan pemuda Papua, yang kini tersebar di enam provinsi, dalam bidang inovasi dan teknologi serta dalam menciptakan produk lokal.

Kompleks PYCHdibangun diatas lahan seluas 1,5 hektare, dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk pusat riset, ruang kerja bersama (co-working space), teater untuk seni dan budaya, ruang pameran, arena olahraga, dan asrama. Sejak diresmikan oleh Presiden pada 21 Maret 2023, PYCH telah melaksanakan berbagai kegiatan menarik, seperti seminar daring, klinik musik dan fotografi, riset tentang kendaraan listrik dan energi surya, serta pengembangan produk kuliner lokal. Selain itu, PYCH juga memberikan pelatihan dalam desain busana dan berfungsi sebagai etalase produk UMKM yang dihasilkan oleh anak muda Papua. Semua pencapaian ini menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh pemuda Papua saat ini.

Pada saat peresmian PYCH, salah satu anak muda Papua yang hadir, meminta dukungan pemerintah pusat untuk untuk mengadakan karnaval budaya yang menampilkan kreasi anak-anak muda Papua. Sebagai tindak lanjut, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, untuk menyelenggarakan street carnival tersebut.

Kegiatan ini menjadi ajang untuk menampilkan karya desain busana yang diciptakan oleh generasi milenial Papua, dengan konsep yang mirip dengan Jember Fashion Carnival (JFC). PAGARAS merasa sangat bangga dengan peluncuran Papua Street Carnival 2023 yang berlangsung pada 7 Juli 2023 dengan tema “Papua Extravaganza: The East Great Spirit.” Acara ini dibuka secara resmi oleh Presiden Jokowi di depan Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura.

Kreatifitas adalah DNA Kelompok Muda Papua
PAGARAS mencatat, pada saat pelaksanaan Papua Street Carnival 2023, tercatat sebanyak 500 peserta terlibat, termasuk 116 individu yang ikut serta dalam parade. Salah satu atraksi menarik adalah arak-arakan tifa raksasa yang memiliki panjang mencapai 5 meter dan diameter 1 meter. Selain itu, terdapat parade yang menampilkan 100 perahu hias yang mewakili kampung adat serta nelayan lokal.

Acara ini juga memamerkan model-model lokal yang memperagakan 134 kostum hasil karya milenial dari PYCH. Banyak dari desain kostum tersebut terinspirasi oleh keanekaragaman flora dan fauna khas Papua, seperti burung cenderawasih, kepiting hitam, ikan pelangi, kopi, dan buah merah.

Pawai karnaval ini semakin meriah dengan kehadiran 20 kendaraan hias yang membawa peragawan dan peragawati lokal yang mengenakan 50 kostum khas Papua. Selain itu, sejumlah inovasi kreatif dalam teknologi informasi, seperti laptop dan ponsel yang diproduksi oleh PYCH, juga dipamerkan dalam acara yang spektakuler ini.

Dukungan Pemerintah Melihat Peluang Industri Kreatif Dapat Berkembang di Tanah Papua
PAGARAS menyampaikan apresiasi terhadap perhatian pemerintah dalam mengembangkan potensi industri kreatif di Tanah Papua. Presiden Jokowi optimis bahwa sektor ini akan berkembang pesat dan menjadi pendorong ekonomi lokal, mengingat sumber daya dan kekuatan yang dimilikinya.

Selain itu, PAGARAS mendukung inisiatif Menparekraf Sandiaga Uno untuk menjadikan kegiatan tersebut sebagai agenda tahunan. Ini merupakan langkah penting untuk mengangkat prestasi kreatif dari generasi muda Papua, yang memang berbasis pada keunggulan lokal. PAGARAS kemudian berkomunikasi dengan Yunike, seorang desainer muda Papua yang merasa bangga bisa berkontribusi dalam acara ini. Yunike juga merupakan inisiator Papua Street Carnival dan berharap agar suatu saat, acara seperti Jember Fashion Carnival (JFC) bisa dilaksanakan di tanah kelahirannya. PAGARAS sangat mengapresiasi dukungan Presiden Joko Widodo yang memungkinkan Yunike untuk berpartisipasi dalam JFC 2024.

Perlu PAGARAS sampaikan disini, Jember Fashion Carnival pertama kali diadakan pada 1 Januari 2003 dan kini telah menjadi salah satu street carnival terkemuka di dunia, sebanding dengan Karnaval Rio di Brasil. JFC bahkan dinyatakan sebagai street carnival terbesar ketiga di dunia pada International Carnival de Victoria, serta telah meraih berbagai penghargaan internasional berkat penampilan kostum yang menakjubkan dari para desainer.

Dengan kehadiran Papua Street Carnival di Bumi Cenderawasih, PAGARAS berharap akan tercipta lebih banyak peluang bagi para milenial Papua untuk mempromosikan karya dan desain mereka, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di hadapan dunia.

PAGARAS Mencermati Peluang, Potensi dan Peluang Anak Muda Papua Dalam Bisnis
PAGARAS menyoroti pentingnya kesadaran anak muda Papua dalam dunia bisnis, terutama dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat di Papua. Kesadaran ini memiliki arti yang luas, mencakup pemahaman mengenai potensi sumber daya alam, keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, serta nilai-nilai budaya yang melekat.

PAGARAS menyoroti aspek-aspek Penting Kesadaran Anak Muda Papua, sebagai berikut:

  1. Pelestarian Lingkungan dan Budaya
    Anak muda Papua yang menyadari pentingnya keberlanjutan lingkungan berperan aktif dalam pelestarian alam dan biodiversitas. Mereka dapat menciptakan bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya alam dan budaya lokal. Dengan mengedepankan praktik bisnis yang ramah lingkungan, mereka membantu meminimalisir dampak negatif terhadap alam dan mempertahankan ekosistem yang krusial bagi keseimbangan lingkungan.
  2. Pemberdayaan Komunitas Setempat
    Kesadaran sosial menjadi aspek yang krusial dalam membangun Papua. Anak muda yang memahami peran sosialnya akan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui berbagai inisiatif bisnis. Dengan memberikan pelatihan, memanfaatkan potensi lokal, serta menciptakan lapangan kerja, mereka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Pemberdayaan ini akan mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
  3. Kesetaraan dan Inklusi
    Anak muda Papua yang peka terhadap isu-isu inklusi dan keadilan akan berusaha untuk menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan beragam. Mereka akan berupaya memberikan kesempatan yang setara bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang etnis, gender, atau status sosial-ekonomi. Pendekatan inklusif ini akan membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di Papua, serta membuka peluang bagi talenta lokal untuk berkembang dan berkontribusi.

Dengan demikian, kesadaran anak muda Papua dalam berbisnis dan berkontribusi terhadap pembangunan sangat penting untuk masa depan yang lebih baik bagi tanah Papua dan masyarakatnya.

Himbauan Pagaras Kepada Kelompok Muda Papua
PAGARAS berkeyakinan bahwa generasi muda Papua yang memahami tantangan dan peluang yang ada di masa depan akan lebih siap menghadapi dinamika dunia bisnis. Mereka akan terus berupaya belajar, beradaptasi, dan mampu menanggapi perubahan dalam pasar serta teknologi. Dengan cara ini, mereka dapat mengambil manfaat dari berbagai kesempatan yang ada dan menjadi penggerak utama dalam pembangunan berkelanjutan di tanah Papua. Namun, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemodernan, dengan tetap menampilkan identitas sebagai orang Papua. Ini harus dilakukan dengan cara yang positif, bukan dengan menutup diri dari perkembangan yang ada.

PAGARAS juga mengingatkan anak muda Papua untuk memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, seperti Papua Youth Creative Hub. Gedung PYCH dirancang sebagai wujud komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan memberdayakan talenta-talenta Papua, yang berfungsi sebagai penggerak utama dalam pengembangan sumber daya manusia serta ekonomi wilayah. Ini adalah fasilitas pendidikan sekaligus ruang untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Papua.

Lebih jauh lagi, PAGARAS mengajak generasi muda Papua untuk keluar dari zona nyaman mereka dan berani mengambil langkah sebagai wirausahawan yang dapat menciptakan lapangan kerja. Mengingat Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, ketika jumlah angkatan kerja mencapai puncaknya dalam struktur demografi, kebutuhan akan lapangan pekerjaan tentunya akan meningkat.

PAGARAS menegaskan bahwa kesadaran anak muda Papua mengenai dunia bisnis dan tanggung jawab mereka dalam membangun tanah Papua di masa depan adalah salah satu kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Melalui upaya konservasi lingkungan, pemberdayaan komunitas lokal, kolaborasi, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, mereka bisa menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi Papua dan generasi yang akan datang. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi anak muda Papua, sehingga potensi mereka dapat dimaksimalkan.

Shalom, Tuhan Jaga

Herdy Ezra Wayoi
Ketua LSM PAGARAS
Papua Garis Keras

Download the Press Release Here

English Translation

The Role of Youth Creativity in Papua in Business Development:
The Ability to See Opportunities
Jayapura, August 15, 2024

Papua, the second-largest island in the world, has a land area of 785,753 square kilometers. This island is renowned for its natural wealth, stunning scenery, and unique cultural diversity. Papua is divided between two countries: Indonesia and Papua New Guinea, with Indonesia controlling approximately 418,707 km² of the island, while the remainder belongs to Papua New Guinea.

In Papua, there are seven indigenous regions rich in ethnic diversity. The Mamta/Tabi region has 87 tribes, Saireri consists of 37 tribes, Bomberai has 19 tribes, Domberai comprises 52 tribes, Ha Anim has 2 tribes, Meepago includes 11 tribes, and Lapago is inhabited by 19 tribes.

The PAGARAS organization notes that since the implementation of special autonomy by the central government to empower the management of community interests, especially for the indigenous Papuans (OAP), the region has made significant progress. One indicator of this is the increasing creativity of Papua’s youth in fields such as science, arts, and sports over the past few years. The establishment of the Papua Youth Creative Hub (PYCH) in 2023 in Abepura, located about 11 kilometers from the center of Jayapura, further bolsters this development.

Background of Papua Youth Creative Hub Development
The PYCH (Papua Youth Creative Hub) was established after President Joko Widodo met with 23 inspiring young figures from Papua at the State Palace in Jakarta in September 2019. The goal of this initiative is to support the creative development of Papua’s youth, who are now spread across six provinces, in the fields of innovation and technology, as well as in creating local products.

The PYCH complex, covering an area of 1.5 hectares, is equipped with various facilities, including a research center, co-working space, theater for arts and culture, exhibition space, sports arena, and dormitory. Since its inauguration by the President on March 21, 2023, PYCH has conducted various engaging activities, such as online seminars, music and photography clinics, research on electric vehicles and solar energy, and the development of local culinary products. Additionally, PYCH offers training in fashion design and serves as a showcase for products from MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) produced by Papua’s youth. All these achievements signify the extraordinary potential that Papua’s youth currently possesses.

At the inauguration of PYCH, one young Papuan suggested to the central government to provide support for organizing a cultural carnival showcasing the creations of Papua’s youth. In response, PAGARAS expressed appreciation to the President, who subsequently instructed the Minister of Tourism and Creative Economy, Sandiaga Salahuddin Uno, to hold the street carnival.

This event serves as a platform to showcase fashion designs created by Papua’s millennials, with a concept reminiscent of the internationally renowned Jember Fashion Carnival (JFC). PAGARAS is immensely proud of the launch of the Papua Street Carnival 2023, which took place on July 7, 2023, with the theme “Papua Extravaganza: The East Great Spirit.” The event was officially opened by President Jokowi in front of the Papua Governor’s Office in Jayapura.

Creativity is the DNA of Papua’s Youth
During the Papua Street Carnival 2023, there were 500 participants involved, including 116 individuals who took part in the parade. One of the exciting attractions was a procession featuring a giant tifa drum measuring 5 meters long and 1 meter in diameter. Additionally, there was a parade showcasing 100 decorated boats representing indigenous villages and local fishermen. The event also displayed local models presenting 134 costumes created by millennials from PYCH. Many of these costume designs were inspired by Papua’s rich flora and fauna, such as the bird of paradise, black crab, rainbow fish, coffee, and red fruit.

The carnival parade became even more vibrant with the presence of 20 decorated vehicles carrying local models dressed in 50 traditional Papua costumes. Moreover, several creative innovations in information technology, such as laptops and mobile phones produced by PYCH, were showcased at this spectacular event.

Government Support to See Opportunities for Creative Industries to Develop in Papua
PAGARAS expresses appreciation for the government’s attention to developing the potential of the creative industry in Papua. President Jokowi is optimistic that this sector will thrive and become a driving force for the local economy, considering its resources and strengths. PAGARAS reminds all parties involved to prepare similar events well, ensuring they showcase quality works.

Furthermore, PAGARAS supports the initiative of the Minister of Tourism and Creative Economy, Sandiaga Uno, to make this event an annual agenda. This is an important step to elevate the creative achievements of Papua’s youth, which are indeed based on local excellence. In this regard, PAGARAS has communicated with Yunike, a young Papuan designer who is proud to contribute to this event. Yunike is also the initiator of the Papua Street Carnival and hopes that one day, an event like the Jember Fashion Carnival (JFC) can be held in her homeland. PAGARAS also appreciates President Joko Widodo’s support, allowing Yunike to participate in JFC 2024.

PAGARAS explains that the Jember Fashion Carnival was first held on January 1, 2003, and has now become one of the leading street carnivals in the world, comparable to the Rio Carnival in Brazil. JFC has even been declared the third-largest street carnival globally at the International Carnival de Victoria and has received various international awards for the stunning costumes presented by designers.

With the presence of the Papua Street Carnival in the Land of Cenderawasih, PAGARAS hopes to create more opportunities for Papua’s millennials to promote their works and designs, not just in Indonesia but also on the world stage.

PAGARAS Observes Opportunities, Potential, and Prospects for Papua’s Youth in Business
PAGARAS emphasizes the importance of raising awareness among Papua’s youth in the business world, especially in the context of sustainable development and community welfare in Papua. This awareness encompasses understanding the potential of natural resources, environmental sustainability, social responsibility, and the cultural values inherent in the region.

PAGARAS highlights important aspects of Youth Awareness in Papua, as follows:

  1. Environmental and Cultural Preservation
    Papua’s youth who recognize the importance of environmental sustainability play an active role in conserving nature and biodiversity. They can create businesses that are not only profit-oriented but also focused on preserving natural resources and local culture. By prioritizing environmentally friendly business practices, they help minimize negative impacts on nature and maintain the crucial ecosystems necessary for environmental balance.
  2. Empowerment of Local Communities
    Social awareness is a crucial aspect of building Papua. Youth who understand their social roles will contribute to improving community welfare through various business initiatives. By providing training, leveraging local potential, and creating job opportunities, they can encourage economic growth at the local level. This empowerment will lead to an overall improvement in the quality of life for the community.
  3. Equity and Inclusion
    Youth in Papua who are sensitive to issues of inclusion and justice will strive to create a fair and diverse business environment. They will work to provide equal opportunities for every individual, regardless of ethnic background, gender, or socio-economic status. This inclusive approach will help reduce social and economic disparities in Papua, opening opportunities for local talents to thrive and contribute.

Thus, the awareness of Papua’s youth in business and their contributions to development is critical for a better future for Papua and its people.

Call to Action from PAGARAS to the Young People of Papua
PAGARAS believes that young Papuans who are aware of the challenges and opportunities in the future will be better prepared to face changes and competition in the business world. They will continue to learn, adapt, and be able to meet market and technology changes. Thus, they can take advantage of existing opportunities and become the driving force for sustainable development in Papua.

However, it is essential to maintain a balance between tradition and modernity, always showcasing their identity as Papuans wherever they are, but not in a way that wrongly preserves their identity, leading to self-isolation.

PAGARAS reminds young Papuan groups to make the most of the facilities established by the government, such as the Papua Youth Creative Hub. The PYCH building was constructed by the government as an implementation and manifestation of its commitment to building a center for the development and empowerment of Papuan talent as a driving force for human resources and the economy of Papua. Therefore, this serves as an educational platform as well as a means to foster and develop the creative economy in Papua.

PAGARAS also encourages young Papuans to step out of their comfort zones and dare to become entrepreneurs who can create job opportunities, especially as Indonesia is set to face a demographic bonus in 2030. In 2030, Indonesia will experience a demographic bonus, a condition when the productive age population reaches its peak in the country’s demographic structure. When there are many people of productive age, it means that the demand for job opportunities will also be high.

PAGARAS concludes that the awareness of young Papuans in the business world, particularly in building Papua in the future, is a determining factor in creating sustainable economic growth that positively impacts the Papuan community. Through environmental conservation, local community empowerment, inclusion, collaboration, and adaptation to change, they can become agents of change that bring positive impacts to Papua and future generations. The government, society, and the business sector must work together to support and provide space for the creativity and innovation of young Papuans so that their potential can be maximized.

Shalom, Godbless!

Herdy Ezra Wayoi
Head of PAGARAS NGO
Papuan Hardline

Check Also

Himbauan PAGARAS Untuk Mengantisipasi Gangguan Keamanan Pada Pilkada 2024 di Tanah Papua

Jayawijaya, 28 Nopember 2024. PAGARAS mengamati berbagai analisis dari pengamat politik dan keamanan yang meramalkan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *