Intan Jaya, 20 Oktober 2024. PAGARAS mengecam tindakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang membakar gedung sekolah dan fasilitas pelayanan publik di Papua, yang sangat merugikan masyarakat setempat. Menurut PAGARAS, aksi OPM dengan merusak infrastruktur umum dan menebar ketakutan di kalangan warga, justru bertentangan dengan klaim mereka yang ingin merdeka untuk mencapai kesejahteraan. Kerusakan yang ditimbulkan hanya memperburuk kondisi kehidupan komunitas lokal, menjauhkan mereka dari harapan untuk mencapai kemakmuran.
Mayoritas masyarakat Papua, terutama orang asli Papua (OAP), sangat mendambakan kemajuan dan kesejahteraan di daerah mereka. Namun, jika OPM terus menerus melakukan tindakan kekerasan, cita-cita tersebut akan tetap menjadi impian semata.
Tindakan teror yang dilakukan oleh OPM dengan melakukan kekerasan fisik dan pengusiran warga adat dari tempat tinggal mereka, menciptakan dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis bagi warga sipil. PAGARAS akan terus mendesak pemerintah untuk menginisiasi dialog dan untuk mencapai penyelesaian damai terhadap konflik yang terjadi di Papua.
Baru-baru ini, OPM dilaporkan membakar sebuah sekolah menengah atas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, dalam sebuah insiden yang terjadi akibat perselisihan dengan tim pemenangan calon kepala daerah di Sinak. Informasi dari Kepala Polres Puncak, Komisaris Nyoman Punia, menyebutkan bahwa pembakaran terjadi pada malam hari Selasa, 08/10/2024 setelah adanya permintaan uang oleh OPM kepada tim pemenangan tersebut di Kampung Gigobak, Distrik Sinak. PAGARAS mencatat adanya tembakan dari arah Kampung Yauria, Distrik Sinak, dan mengamati sejumlah tembakan yang mengarah ke pos keamanan.
Selain insiden di Puncak, tindakan pembakaran sekolah juga terjadi di beberapa lokasi lain di Papua sepanjang tahun 2024. OPM membakar sebuah sekolah dasar di Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu 01/05/2024. Sebuah kabar buruk yang mewarnai peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei ini. Sehari sebelumnya, organisasi yang disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata atau KKB ini juga menyerang Polsek Homeyo di samping sekolah tersebut, dan menewaskan seorang warga sipil. Serangan tersebut dilakukan oleh Kodap VIII Kemabu, pimpinan Undius Kogoya dan Aibon Kogoya. Sesaat setelah pembakaran sekolah, Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, menyatakan, serangan tersebut dilakukan kelompok yang dikomandoi Keny Tipagau dan Aprianus Bagubau. Kejadian gedung sekolah yang dibakar di Intan Jaya semakin menambah catatan teror OPM ke fasilitas pendidikan Papua. PAGARAS mencermati, aksi OPM yang membakar fasilitas sekolah cukup masif di daerah, seperti Intan Jaya, Puncak, dan Pegunungan Bintang. Sejak 2021, OPM membakar SD, SMP, hingga SMA di tiga kabupaten ini. Berdasarkan catatan PAGARAS, KKB telah membakar 17 sekolah dalam kurun waktu tersebut.
PAGARAS menyerukan kepada OPM untuk menghentikan tindakan perusakan fasilitas publik yang merugikan masyarakat Papua yang juga saudara mereka. Di sisi lain, PAGARAS mendesak Kepolisian Daerah Papua untuk tetap melakukan penegakkan hukum dengan tegas terhadap OPM, serta mengingatkan semua pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan hukum humaniter demi menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
PAGARAS juga sejalan dengan pendapat Tokoh Masyarakat Papua, Martinus Kasuay, yang mengecam tindakan OPM sebagai tidak manusiawi dan perlu mendapatkan respons tegas dari aparat keamanan. PAGARAS menilai perilaku OPM saat ini jauh dari nilai kemanusiaan, dengan praktik penganiayaan, pembunuhan, dan pembakaran fasilitas publik yang mendatangkan keresahan di masyarakat. Dukungan publik untuk menindak tegas OPM semakin menguat.
PAGARAS berharap pemerintah dapat memberikan jaminan keamanan bagi semua warga negara Indonesia di Papua, dengan menciptakan situasi yang aman dan menghindari pendekatan kekerasan serta memperbaiki pengelolaan keamanan wilayah.
Shalom, Tuhan Jaga
Herdy Ezra Wayoi
Ketua LSM PAGARAS
Papua Garis Keras
Download the Press Release Here
English Version
PAGARAS Condemns the Burning of Schools and Public Service Facilities by OPM
Intan Jaya, October 20, 2024
PAGARAS strongly condemns the actions of the Free Papua Organization (OPM) for burning schools and public service facilities in Papua, which severely harms the local community. According to PAGARAS, OPM’s actions of destroying public infrastructure and instilling fear among the residents contradict their claims of seeking independence to achieve prosperity. The damage caused only worsens the living conditions of the local community, distancing them from their hopes for prosperity.
The majority of the Papuan people, especially the indigenous Papuans (OAP), yearn for progress and welfare in their regions. However, if OPM continues to engage in violent actions, these aspirations will remain mere dreams.
The terror actions carried out by OPM through physical violence and the displacement of indigenous residents from their homes create negative impacts both physically and psychologically for the civilians. PAGARAS will continue to urge the government to initiate dialogue and achieve a peaceful resolution to the ongoing conflict in Papua.
Recently, OPM was reported to have burned a high school in Puncak Regency, Central Papua, in an incident that occurred due to a dispute with a local election campaign team in Sinak. Information from the Head of Puncak Police, Commissioner Nyoman Punia, indicated that the burning took place on the night of Tuesday, October 8, 2024, following a demand for money by OPM from the campaign team in Gigobak Village, Sinak District. PAGARAS noted gunfire coming from Yauria Village, Sinak District, and observed several shots directed at a security post.
In addition to the incident in Puncak, school burnings have also occurred at several other locations in Papua throughout 2024. OPM burned an elementary school in Pogapa, Homeyo District, Intan Jaya Regency, Central Papua, on Wednesday, May 1, 2024. This unfortunate news overshadowed the commemoration of National Education Day on May 2. A day earlier, a group referred to as an armed criminal group (KKB) attacked the Homeyo Police Station next to the school, resulting in the death of a civilian. This attack was carried out by the VIII Kemabu Command led by Undius Kogoya and Aibon Kogoya. Shortly after the school was burned, the spokesperson for the West Papua National Liberation Army (TPNPB), Sebby Sambom, stated that the attack was conducted by a group commanded by Keny Tipagau and Aprianus Bagubau. The incident of the school building being burned in Intan Jaya adds to the record of OPM’s terror against educational facilities in Papua. PAGARAS observes that OPM’s actions of burning school facilities are quite extensive in areas like Intan Jaya, Puncak, and Pegunungan Bintang. Since 2021, OPM has burned elementary, junior high, and high schools in these three regencies. Based on PAGARAS’s records, KKB has burned 17 schools during this period.
PAGARAS calls on OPM to cease the destruction of public facilities that harm the Papuan community, who are also their brothers and sisters. On the other hand, PAGARAS urges the Papua Regional Police to firmly enforce the law against OPM while reminding all parties to respect human rights and humanitarian law to create a sense of security for the community.
PAGARAS agrees with the views of Papuan community leader Martinus Kasuay, who condemned OPM’s actions as inhumane and requiring a firm response from the security forces. PAGARAS assesses that OPM’s behavior is far from humanitarian values, with practices of abuse, murder, and the burning of public facilities causing distress among the people. Public support for firmly taking action against OPM is growing stronger.
PAGARAS hopes the government can provide security guarantees for all Indonesian citizens in Papua by creating a safe situation, avoiding violent approaches, and improving regional security management.
Shalom, Godbless!
Herdy Ezra Wayoi
Head of PAGARAS NGO
Papuan Hardline