Sesuai dengan janji kampanye dahulu, Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan merealisasikan visi misi mereka. Publik mungkin sudah familier dengan program Asta Cita yang diusung oleh keduanya. Program tersebut merupakan visi misi yang akan diimplementasikan Presiden dan Wapres RI dalam lima tahun ke depan.

Dalam realisasinya, pemerintahan di era baru ini dituntut mulai bekerja dan menjalankan Asta Cita pada 100 hari kerja pertama mereka pasca dilantik pada 20 Oktober 2024. Apa saja isi Asta Cita yang akan diimplementasikan oleh Presiden RI teranyar itu?
Asta Cita hadir dengan delapan misi besar. Seluruh misi itu merupakan ambisi untuk memperkuat ideologi, pertahanan, hingga kemandirian ekonomi dan kreativitas bangsa. Dalam kontestasi Pilpres 2024, sesuai dengan cita-cita bangsa untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045, Prabowo-Gibran menyusun delapan hal yang penting untuk membangun bangsa agar lebih baik lagi.
Berikut delapan isi Asta Cita milik RI 1 dan RI 2 itu:
- Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM)
Pancasila, demokrasi, dan HAM harus saling bersinergi untuk memastikan bahwa Indonesia tetap berada di “jalur” yang tepat menuju masa depan cemerlang. Pancasila dapat semakin dikuatkan dengan penanaman ideologi dan kohesitivitas sosial, utamanya di kalangan muda. Sementara itu, Presiden juga akan menjamin kebebasan pers, mimbar akademik, dan hak berpendapat masyarakat. Terakhir, penegakan HAM dapat diwujudkan dengan menghapus diskriminasi dan fokus terhadap kelompok rentan. - Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru
Negara yang kuat adalah negara yang memiliki sistem pertahanan kuat, dapat melindungi, serta menjamin kedamaian. Agar Indonesia dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada negara lain, Presiden juga meyakini bahwa negara ini perlu untuk melakukan swasembada di berbagai sektor penting, seperti pangan, energi, air, dan ekonomi kreatif. Diresmikan Prabowo, Inilah Daftar Menteri dalam Kabinet Merah Putih - Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur
Menyediakan pekerjaan yang layak, khususnya bagi generasi muda sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa. Dalam hal ini, generasi muda harus berani berinovasi untuk mulai berwirausaha, melakukan inovasi, dan menciptakan peluang kerja. Selain itu, untuk meningkatkan industri kreatif, budaya lokal juga harus diangkat guna memperkuat citra bangsa di mata dunia.Di sisi lain, Presiden juga ingin memastikan pembangunan infrastuktur berlanjut agar seluruh orang mendapatkan akses yang sama. Jika hal ini terjadi, mobilitas akan semakin mudah dan mendukung pertumbuhan di berbagai sektor. - Memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Peningkatan kualitas SDM bisa membuat bangsa semakin maju, loh, Kawan. Pembangunan SDM ini berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan inklusivitas pada perempuan, usia muda, serta penyandang disabilitas.Demi mewujudkan ini, pemerintah harus memperkuat sistem kesehatan nasional, pendidikan, dan menaikkan peran perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas dalam berbagai sektor. - Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri
Melalui hilirisasi, Indonesia dapat mengolah bahan mentah menjadi produk berkualitas yang dapat bersaing di tingkat global. Dengan demikian, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor, sehingga ekonomi akan semakin kuat dan mendukung pembangunan berkelanjutan untuk masa depan. - Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan
Komunitas desa adalah “motor” penggerak pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya pembangunan infrastruktur fisik, membangun desa juga bisa dilakukan lewat pemberdayaan pendidikan, komunitas lokal, dan kemudahan akses ke berbagai sumber. - Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba
Korupsi dan narkoba harus dicegah dengan kebijakan yang kuat dan konsisten. Oleh karena itu, Presiden sekaligus mantan Menteri Pertahanan RI itu ingin melakukan banyak reformasi sistem politik, hukum, dan birokrasi. - Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur
Dengan latar belakang Indonesia yang memiliki kehidupan heterogen, jaminan keamanan beribadah harus menjadi hal utama. Selain itu, isu lingkungan dan pelestarian budaya juga menjadi fokus dalam misi Presiden RI untuk membawa Indonesia menjadi lebih maju.
Itu adalah delapan misi yang diusung oleh Presiden dan Wakil Presiden Indonesia
English Version
Enhancing Job Opportunities on the Agenda: Here are the 8 Asta Cita to be Implemented by Prabowo
In line with their previous campaign promises, the elected President and Vice President of Indonesia, Prabowo Subianto and Gibran Rakabuming Raka, will realize their vision and mission. The public may already be familiar with the Asta Cita program promoted by both of them. This program outlines the vision and mission that the President and Vice President of Indonesia will implement over the next five years. In its realization, the government in this new era is demanded to start working and execute the Asta Cita during their first 100 working days after being inaugurated on October 20, 2024. What are the contents of the Asta Cita that the newly elected President of Indonesia will implement?
The Asta Cita consists of eight major missions. All these missions are ambitions aimed at strengthening ideology, defense, as well as economic independence and the nation’s creativity. In the 2024 presidential election contest, in accordance with the nation’s aspirations to embrace the vision of Indonesia Gold 2045, Prabowo and Gibran have outlined eight key points to build a better nation.
Here are the eight points of the Asta Cita from the President and Vice President of Indonesia:
- Strengthening the ideology of Pancasila, democracy, and human rights (HAM)
Pancasila, democracy, and human rights must synergize to ensure that Indonesia remains on the “right track” towards a bright future. Pancasila can be further reinforced through the cultivation of ideology and social cohesion, especially among the youth. Meanwhile, the President will also guarantee freedom of the press, academic freedom, and the rights of citizens to express their opinions. Lastly, the enforcement of human rights can be realized by eliminating discrimination and focusing on vulnerable groups. - Stabilizing the national security defense system and promoting national independence through self-sufficiency in food, energy, water, creative economy, green economy, and blue economy
A strong nation is one that has a robust defense system, can protect itself, and ensure peace. In order for Indonesia to stand alone without relying on other countries, the President believes that this nation needs to achieve self-sufficiency in various vital sectors, such as food, energy, water, and the creative economy. - Increasing quality job opportunities, promoting entrepreneurship, developing the creative industry, and continuing infrastructure development
Providing decent jobs, especially for the younger generation, is crucial for the nation’s sustainability. In this regard, the younger generation must be brave enough to innovate and start entrepreneurship, create innovations, and generate job opportunities. Additionally, to enhance the creative industry, local culture must be promoted to strengthen the nation’s image in the eyes of the world. Moreover, the President aims to ensure ongoing infrastructure development so that everyone has equal access. If this happens, mobility will become easier and support growth across various sectors. - Strengthening the development of human resources, science, technology, education, health, sports achievements, gender equality, and enhancing the roles of women, youth, and persons with disabilities.
Improving the quality of human resources can propel the nation forward. This human resource development focuses on education, health, and inclusivity for women, youth, and persons with disabilities. To achieve this, the government must strengthen the national health system, education, and elevate the roles of women, youth, and persons with disabilities across various sectors. - Continuing downstream processing and industrialization to enhance domestic value-added production
Through downstream processing, Indonesia can transform raw materials into high-quality products that can compete globally. Thus, Indonesia can reduce import dependency, making the economy more robust and supporting sustainable development for the future. - Building from the villages and from the bottom up for economic equity and poverty eradication
Rural communities are the “engine” driving economic growth. Not only physical infrastructure development, but building villages can also be achieved through education empowerment, local community initiatives, and facilitating access to various resources. - Strengthening political, legal, and bureaucratic reforms, as well as enhancing prevention and eradication of corruption and drugs
Corruption and drug abuse must be prevented through strong and consistent policies. Therefore, the President, who is also a former Minister of Defense, aims to carry out numerous reforms in the political, legal, and bureaucratic systems. - Enhancing harmonious relationships with the environment, nature, and culture, as well as increasing interfaith tolerance to achieve a fair and prosperous society
Given Indonesia’s heterogeneous society, guaranteeing security for worship must be a priority. Furthermore, environmental issues and cultural preservation are also a focus in the mission of the President to advance Indonesia.
These are the eight missions advocated by the President and Vice President of Indonesia.
Source: goodnewsfromindonesia